Pelakumenggunakan sebuah video untuk memaksa RA (16) agar mau berhubungan badan Selasa, 21 Juli 2020 Nenek Ini Pergoki Pasangan Telanjang Berhubungan Intim di Namun vaginismus mencegahnya untuk hamil Jery menaambahkan, bahwa dari hasil pengakuan tersangka SI, dirinya menyetubuhi anak kandungnya sendiri sebanyak 7 kali di dua tempat yang Kejadiannahas tersebut diketahui pada hari Kamis (4/8/2022) malam. Diketahui, dua anak yang tenggelam berjenis kelamin laki-laki. Sekitar pukul 21.15 WIB, keduanya diketahui sudah berhasil CeritaAnak sekolah minggu sudah dilengkapi dengan gambar –gambar ilustrasi yang menarik yang bisa Anda cetak untuk membuat kesan cerita alkitab lebih hidup, (Kejadian 16:1-4,15,16; 17:25-27; 18:1-15; 21:1-14; Ibrani 11:11) Kisah Istri Lot (Kejadian 13:1-13; 19:1-26; Lukas 17: 50 Daftar lirik lagu Rohani terbaru 2019 Pujian dan Kejadian50:15. Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam p kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya. q ". Ketika saudara-saudara Yusuf menyadari bahwa ayah mereka telah mati, mereka berkata, “Mungkin saja Yusuf RenunganHarian Remaja Renungan Remaja Kejadian 50: 15-21 | Kunci Sukses. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Nggak heran kalo orang difitnah, dirinya merasa marah sekali dan pengennya balas dendam, karena fitnah itu kejam. Tapi heran ya dengan Yusuf, meski difitnah kok dia tetap aja nggak pernah membalasnya atau setidaknya marah, gitu. Bacaan: Kejadian 50:15-21 Setahun: Yesaya 38-42 Nats: Jadi, akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8) Renungan: HUTAN BAKAU KEHIDUPAN IN6PL1. Hidup bersama dalam satu keluarga tidak selalu mudah untuk banyak orang. Masing-masing terikat secara biologis dan emosional. Jumlah dan tingkat interaksi juga relatif sangat sering dan intensif. Dalam situasi seperti ini gesekan menjadi tidak terelakkan dan terus berulang. Situasi ini dapat melahirkan sebuah bahaya. Gesekan yang tajam atau konstan seringkali sukar untuk disembuhkan. Tidak jarang antar anggota keluarga saling memendam dendam. Anggota keluarga kadangkala menjadi musuh dalam selimut. Dihindari tidak memungkinkan, dibiarkan sangat menyakitkan. Ketika keadaan ini terjadi, setiap orang perlu mengingat bahwa kebencian adalah kebodohan karena seseorang memilih kesakitan yang lebih panjang. Pengampunan memang mungkin lebih menyakitkan, tetapi sesudahnya akan memberikan kelegaan. Teks kita hari ini mengisahkan suatu keadaan dalam sebuah keluarga yang cukup rentan bagi terjadinya pelampiasan dendam. Keluarga Yakub seluruhnya sudah berada di Mesir selama bertahun-tahun. Yusuf yang menjadi kepercayaan Firaun menyediakan segala kemudahan dan kenyamaman bagi mereka. Sebuah keluarga besar yang diikat oleh figur maskulin dominan, yaitu Yakub. Persoalannya, Yakub telah meninggal dunia 4929-5014. Saudara-saudara Yusuf merasa kuatir dengan keadaan ini. Mereka ingat bagaimana mereka dahulu telah berbuat jahat kepada Yusuf. Apakah Yusuf akan melampiaskan dendam setelah kepergian ayah mereka 5015? Kekuatiran ini sendiri bukan tanpa alasan. Kita yang berada dalam situasi seperti mereka juga mungkin akan berpikiran sama. Sejauh ini tidak ada pernyataan eksplisit dari Yusuf bahwa dia mengampuni saudara-saudaranya. Pada saat mereka pertama kali mengenal siapa Yusuf yang sebenarnya dan merasa ketakutan, Yusuf hanya menyinggung tentang rencana Tuhan 455-7, bukan tentang pengampunan. Mereka juga pasti mengingat kisah Esau yang memendam dendam terhadap Yakub. Esau tidak mau membunuh Yakub karena dia tidak mau menambah kesedihan ayahnya yang sangat mengasihi dia. Dia menunggu sampai kematian Ishak 2741. Akankah hal yang sama sedang direncanakan oleh Yusuf atas saudara-saudaranya? Bukankah pemikiran seperti wajar mengingat Yusuf memang sangat dekat dan paling disayang oleh Yakub 372-3? Apakah selama ini kebaikan Yusuf terhadap seluruh keluarga besar sebenarnya hanya ditujukan untuk dan dilakukan demi ayahnya saja? Setelah alasan seperti ini tidak ada lagi, apakah Yusuf akan terus memerlakukan keluarga besar ini dengan baik? Upaya perdamaian Sebagai tindakan untuk berjaga-jaga, saudara-saudara Yusuf perlu menyiapkan sebuah rencana yang matang. Meninggalkan Mesir secara diam-diam jelas tidak mungkin untuk dilakukan. Jika Yusuf sampai mengetahui hal itu dia akan semakin kesal dan bisa saja membunuh mereka di tengah jalan. Jika terus tinggal di Mesir, mereka perlu menyiapkan diri untuk yang terburuk. Di tengah situasi yang serba tidak menentu ini paling tidak dari perspektif mereka, mereka mulai menyusun sebuah strategi perdamaian dengan Yusuf. Mereka mengirimkan utusan untuk menyampaikan isi hati mereka kepada Yusuf ayat 16 “mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf”. Tidak ada satupun dari mereka yang berani menyampaikannya secara langsung. Pengiriman utusan untuk melakukan langkah awal perdamaian ini sangat mirip dengan strategi Yakub ketika dia mencoba berdamai dengan Esau 3212-24. Pada waktu itu Yakub membagi rombongannya menjadi beberapa barisan dengan tujuan untuk meredakan kemarahan Esau secara bertahap 3220. Anak-anak Yakub tampaknya telah belajar sangat banyak dari ayahnya. Strategi perdamaian yang lain yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf adalah menggunakan nama ayah mereka figur yang sangat dihormati dan disayangi Yusuf. Entah pengatasnamaan ini benar atau hanya karangan mereka saja, isinya terlihat sangat persuasif 5016-17. Saudara-saudara Yusuf menyebut Yakub di depan Yusuf dengan sapaan “ayahmu” bukan ayah kita. Mereka mungkin ingin menegaskan kedekatan spesial antara Yusuf dan Yakub. Dalam pesan tersebut, Yakub dikatakan memohon kepada Yusuf. Dalam teks Ibrani kata yang dipakai bukan hanya “Ampunilah kiranya…” LAITB. Ada permohonan yang sangat mendalam di dalamnya ESV/NLT “please”; KJV “I pray thee now”; NASB “I beg you”. Jika Yakub memang benar-benar mengucapkan kalimat ini dengan cara seperti ini, sangat sukar bagi Yusuf untuk berkata tidak. Strategi terakhir yang digunakan oleh saudara-saudara Yusuf adalah menawarkan diri mereka sebagai budak 5017b-18. Tindakan ini jelas sangat ironis. Salah satu alasan mereka dahulu membenci Yusuf adalah mimpinya. Yusuf beberapa kali menceritakan mimpi bagaimana dia nanti akan menjadi pemimpin atas saudara-saudaranya. Dia bahkan dijuluki “tukang mimpi” oleh saudara-saudaranya 3719. Kekesalan atas mimpin inilah yang mendorong mereka untuk menjual Yusuf 3720. Kini mereka bahkan menawarkan diri secara sukarela untuk semakin menggenapi mimpi itu! Sangat ironis! Untuk bertahan hidup, orang memang cenderung nekat melakukan apapun. Tidak ada ruang untuk dendam Melihat upaya saudara-saudaranya untuk memohon belas kasihan dari dia, Yusuf menangis dengan keras 5017b. Kata Ibrani yang sama digunakan pada saat Yusuf menangisi kematian ayahnya 501. Ini adalah kesedihan yang luar biasa. Apakah Yusuf kecewa dengan ketidakpercayaan saudara-saudaranya atas ketulusan kebaikannya kepada mereka? Apakah Yusuf memercayai pengatasnamaan ayahnya dan kecewa dengan ayahnya juga? Kita sukar untuk mengetahuinya secara pasti. Bagi penulis Alkitab, yang penting tampaknya bukan apa yang diraskana oleh Yusuf, tetapi apa yang dia katakan dan lakukan. Apa yang kita rasakan tidak akan berarti jika tidak termanifestasi. Yusuf menunjukkan bahwa dia tidak pernah menyimpan dendam terhadap saudara-saudaranya. Jika tidak ada dendam, apa yang perlu untuk dilampiaskan? Tidak ada yang perlu dicemaskan oleh saudara-saudara Yusuf. Tindakan ini terbilang luar biasa. Yusuf memiliki segala alasan untuk meluapkan dendamnya kekuasaan & kesempatan. Dia punya kuasa untuk melampiaskan dendam. Dia punya kesempatan untuk melakukannya sekarang. Strategi perdamaian yang dilakukan saudara-saudaranya hanya menambah satu alasan lagi untuk berbuat jahat kepada mereka. Namun, Yusuf tidak melakukannya. Hal ini mengajarkan bahwa gesekan memang tidak terhindarkan, tetapi membalaskan dendam adalah pilihan. Apa yang dilakukan oleh orang lain kepada kita tidak boleh mendikte perasaan dan tindakan kita. Bagaimana kita mampu membuang dendam dan memberikan pengampunan? Kuncinya terletak pada perspektif hidup yang berpusat pada Allah teosentris. Melihat dari atas akan memberikan cara pandang yang baru dan benar-benar berbeda 5019-21. Pertama, kita tidak boleh mengambil hak prerogatif Allah 5019. Yusuf tahu menempatkan diri dengan bijak. Kekuasaannya yang begitu besar di tanah Mesir tidak membuat dia menjadi sombong dan bertindak seolah-olah dia adalah Allah. Dia berkata “Aku inikah pengganti Allah?” Ucapan yang sama pernah dikatakan oleh Yakub pada saat Rahel, isteri yang paling dia cintai, terbakar oleh iri hati dan ingin bunuh diri gara-gara tidak dapat memberikan keturunan kepada Yakub 301-2. Ucapan ini sangat pantas sekali. Yang mampu membuka kandungan adalah Allah 2521, bukan manusia. Yakub jelas tidak bisa melakukan apapun untuk Rahel. Yusuf tampaknya belajar banyak dari ayahnya. Dia bukan Allah. Dia tidak boleh mengambil hak prerogatif Allah. Pembalasan dendam sebagai bentuk keadilan adalah hak penuh Allah Ul. 3235-36. Balas dendam adalah penghinaan & perampasan hak Tuhan. Kedua, menyadari intervensi dan tujuan ilahi dalam setiap keburukan 5020. Allah dapat memunculkan kebaikan dari sebuah situasi yang tidak baik Rm. 828. Dia tidak tinggal diam dan sekadar membiarkan suatu peristiwa. Dia turut bekerja di dalamnya. Sama seperti saudara-saudara Yusuf mereka-rekakan yang jahat dengan sengaja, demikianlah Allah mereka-rekakan hal yang sama untuk kebaikan Yusuf. Apa yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf justru dipakai oleh Tuhan untuk merealisasikan rencana besar-Nya. Sebagian orang hanya memberi ruang yang sempit untuk kedaulatan Allah dalam kehidupannya. Mereka hanya mengatakan bahwa Allah membiarkan atau mengizinkan peristiwa-peristiwa yang buruk. Jika Dia cuma mengizinkan, bagaimana semua proses itu dapat disebut rencana Allah? Bagaimana kita dapat meyakini bahwa Dia mereka-rekakan sesuatu yang baik dalam hidup kita? Apa yang terjadi pada Yusuf mengingatkan kita bahwa dari perspektif Tuhan, objek balas dendam seharusnya menjadi objek balas budi. Para pendendam kita adalah para pelaksana rencana Allah bagi kita. Mereka sedang “mengupayakan” kebaikan kita. Banyak orang tidak bisa melihat kebaikan Allah dalam peristiwa-peristiwa buruk yang mereka alami karena mereka memahami kebaikan dengan cara yang keliru. Berbeda dengan banyak orang, Yusuf memahami kebaikan ilahi bukan pada taraf personal untuk kenyamanan dia sendiri. Dia tidak menyebutkan posisinya yang tinggi di Mesir. Sebaliknya, dia menjelaskan kebaikan itu dengan kalimat “yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” 5020b. Kebaikan ilahi adalah pemenuhan rencana-Nya, bukan rencana kita. TUHAN sudah mengatur agar manusia berkembang biak dan memenuhi bumi untuk menguasainya 128. Secara khusus Dia sudah berjanji untuk menjadikan Abraham sebagai bangsa yang besar 121-3. Jika kelaparan besar melanda semua bangsa kuno, rencana tersebut bisa batal. Allah jelas tidak menghendaki hal itu terjadi. Dia membangkitkan Yusuf sebagai solusi. Yusuf sangat memahami “skenario” ilahi ini. Kebaikan dari Tuhan harus dilihat dari skala yang lebih besar tidak selalu personal. Teladan kasih yang jauh lebih sempurna ditunjukkan oleh Allah bagi kita. Pemberontakan manusia tidak menghalangi Dia untuk disamakan dengan mereka. Kristus menjadi manusia dan masuk ke dalam dunia kita yang berdosa. Dia datang bukan untuk membawa penghukuman, tetapi pengampunan. Dia menanggung semua dosa kita di atas bahu-Nya. Apa yang Dia jalani jelas tidak nyaman bagi Dia, tetapi semua itu mendatangkan kebaikan. Bagi Dia yang terpenting adalah realisasi rencana Allah. Realisasi ini memuliakan nama Allah dan menyenangkan hati Allah. Siapkah kita yang sudah diampuni untuk melepaskan pengampunan? Soli Deo Gloria. Introitus Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Roma 1217 Bacaan Kisah Para Rasul 191-7; Khotbah Kejadian 5015-21 Thema Roh Kudus memampukan kita saling mengampuni 1 Sebagaimana dahulu Yusuf memanggil ayahnya Yakub dan saudara-saudaranya untuk berpindah ke Mesir, dan Yusuf memberikan tanah yang subur bagi mereka di daerah Gosyen di pinggiran sungai Nil. Membuktikan bahwa Yusuf sebenarnya tidak mendendam pada siapapun, karena ia menyadari bahwa rencana Allah untuk merubah manusia itu dengan banyak cara. Walaupun kadang terasa berat namun bila iman percaya pada Allah maka Allah memberi suatu kebaikan baginya, itulah perjalanan Yusuf mulai dari dibenci saudara-saudaranya, dijual,dijadikan budak dan difitnah namun Yusuf tetap pada prinsip sekali beriman tetap beriman. Tidak mau jatuh oleh tawaran dunia ini, namun ia ingin menyadarkan orang lain bahwa Allah yang ia percaya adalah Allah yang membuka jalan bagi orang yang berbuat baik. Janganlah balas kejahatan dengan kejahatan, inilah prinsip yusuf sepanjang hidupnya. 2 Semasih hidupnya sang papanya tercinta yakni Yakub, hidup mereka aman-aman saja baik perasaan saudara-saudara Yusuf yang dulu pernah menjualnya. Mereka hidup saling mengasihi, dan adanya suatu penghargaan dari orang Mesir bagi keluarga Yusuf di Tanah Gosyen, mereka hidup senang sebagai petani dan peternak. Dan hubungan antara Yusuf dengan keluarganya di Gosyen tetap hubungan sebagai keluarga dan Yusuf tidak pernah memperlakukan dirinya sebagai penguasa terhadap saudara-saudaranya. Dan memang hal inilah juga selalu ditanamkan sang ayah Yakub sebagai sentral pemersatu, harus hidup baik diantara saudara-saudaranya. Dan hal ini juga kehendak Allah, sebab diatas segala-galanya adalah kasih mengasihi, dan bukan dendam mendendam. Kalau hidup saling mengasihi maka kehidupan ini alangkah indahnya, namun jikalau hidup saling mendendam dan mementingkan kehendak maka akan menemui permusuhan, pertikaian dan pengorbanan. 3 Kematian sang AyahYakub, membawa dukacita bagi Yusuf dan saudara-saudaranya, sebab seorang sosok Yakub sebagai pemersatu telah tiada seketika itu juga Yusuf merebahkan dirinya di atas jenasah Ayahnya sambil menangis, demikian juga saudara-saudara ikut merasa sedih dan mereka berkabung selama 70 hari untuk memberi suatu penghormatan bagi Yusuf yang saat itu adalah penguasa di Mesir dan Raja Mesir mengijinkan Yusuf dan saudara-saudaranya untuk menguburkan ayah mereka di Kanaan seperti yang diamanahkan sang Ayah dan ini mereka taati sebab hal itu merupakan perbuatan terpuji, serta lewat itu maka mereka taat pada apa yang diajarkan Yakub sepanjang hidupnya. 4 Setelah penguburan sang Ayah, tentunya bagi Yusuf merasa kesepian, namun bagi saudara-saudaranya suatu ketakutan,sebab teringat kembali mereka apa yang pernah mereka perbuat dahulu saat masih hidup di Kanaan semasa remaja bersama sang ayah. Kini yang mereka segani sebagai sentral penasihat sudah tiada. Mereka serasa akan segera dihukum bahkan dibunuh oleh Yusuf yang memiliki kuasa, mereka serasa hidup tidak lama lagi. Pikiran mereka yang dahulu mendendam akan di balaskan dengan dendam pula oleh Yusuf. Mereka pernah berbuat jahat pada sang penguasa, saat ini jika hal itu terjadi mereka tidak punya kemampuan dan sang pembela telah pergi. Maka dengan memberanikan diri mereka mengutus utusannya untuk menemui Yusuf dan menguntai kata seolah-olah ini juga adalah amanah ayahnya pada Yusuf. Mereka memohon ampunan dari segala kejahatan-kejahatan dan dendamnya dahulu. Ternyata dalam ketakutan teringat apa yang pernah diperbuat serta rela minta maaf serta merelakan dirinya menjadi budak di tanah kekuasaannya itu. Mereka merasa hal itu akan meluluhkan hati Yusuf, ternyata bagi Yusuf dendam tidak pernha ada Karena saat saudara saudaranya dulu datang membeli gandum pun sebenarnya bisa dia lakukan namunn Yusuf sadar bahwa manusia tidak baik berbalas dendam. 5 Prinsip hidup sang penguasa Yusuf adalah mengasihi, tetap memberi ketenangan dan kenyamanan bagi saudara-saudaranya tinggal di Mesir, sebab dia tidak akan pernah mengambil alih kehendak Allah menjadi suatu perbuatan bagi saudara-saudaranya untuk membalaskan ayat 19. Maka dengan kata “Jangan takut, aku akan menanggung makananmu dan makanan anak-anakmu” dan Yusuf menghibur mereka dan menyenangkan hati mereka ayat 20-21. Perbuatan Yusuf inilah perbuatan Kristiani, sebab dia tidak melakukan hal-hal yang negative terhadap saudara-saudaranya. Dia mengasihi sesamanya. Pointer Sebagai orang percaya pada Kristus jangan kita melakukan hal-hal yang menyakitkan hati sesame kita termasuk saudara kita saudara Yusuf Janganlah mencurigai hal-hal yang negative terhadap orang lain termasuk saudara kita saudara Yusuf Hiduplah tidak mendendam/tidak mengingat-ingat kesalahan masa lalu yang diperbuat orang lain Hiduplah mau memaafkan sesama kita, karena hidup ini adalah harus saling mengasihi terhadap sesame Yusuf Di dalam keluarga kita janganlah terjadi perselisihan di antara sesama saudara bila orang tua sudah tidak ada bersama kita Yusuf 6 Binalah hubungan yang baik di tengah-tengah keluarga kita. Jadikan dasarnya Yesus GBKP Pondok Gede Pdt. A Brahmana 081317054961 Catatan Sermon Salah satu gaya hidup orang percaya adalah mengampuni. Dan untuk dapat mengampuni bukan pekara mudah, karena dosa yang telah pernah menguasai manusia membuat hawa nafsu mementingkan diri sendiri/egois menguasai manusia dan salah satu tampilannya ialah sudah mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Dari dirinya sendiri sifat ini tidak akan pernah menjadi hilang pada diri manusia, kecuali ada kuasa yang sedemikian kuat dari luar dirinya untuk memampukannya menimalisasi pengaruh tersebut. Kuasa tersebut tidak lain Roh Kudus”. Ada 5 hal penting mengenai “Saling mengampuni” 1 Mengampuni kesalahan orang lain bukan sesuatu yang membanggakan orang duniawi, tetapi bagi orang percaya tidak demikian; 2 Kejahatan membalas kejahatan bukan menyelesaikan masalah, tetapi sebaliknya kejahatan terus meningkat; 3 Mengampuni salah saudara kita, doa kita didengarkan Tuhan; 4 Seperti kita sendiri merindukan agar orang mengampuni kesalahan kita, tentu orang lain juga demikian Mat. 712; 5 Pemahaman dan pengertian bahwa kita sudah sertai, dipimpin dan diberkati, walaupun sebelumnya kita di jolimi, atau dibuat menderita tidak membuat kita menjadi dendam, tetapi mengampuni. 3 Job 4215 Artikel lain yang terkait Bacaan Firman Tuhan Kejadian 50 15-21 Jika mengikutii kisah Yusuf dan saudara-saudaranya sejak timbulnya kecemburuan dan kebencian dan kebencian saudara-saudara Yusuf hingga Yusuf menjadi penguasa di Mesir dan sampai perjumpaan kembali mereka yang bersaudara. Memberikan kita pelajaran yang berharga Kebencian dan sakit hati tidak berdampak bagi kebaikan Allah tetap menyertai orang yang selalu menyerahkan hidup kepadaNya Pengampunan membawa pada kebaikan hidup Jika menyimak perjalanan hidup Yusuf pastinya kita akan kagum, bagaimana penderitaan dan kesusahan yang di alaminya mulai dari saudara-saudaranya sampai dengan perjuangannya mempertahankan iman ditengah-tengah hidup yang penuh cobaan di Mesir. Pada akhirnya dapat kita saksikan bahwa perbuatan jahat saudara-saudaranya yang membawa hidupnya pada penderitaan tidak dibalaskannya. Menyimak kisah Yusuf dan saudara-saudaranya harus juga kita refleksikannya dalam kehidupan kita. Ada banyak orang yang mengatakan bahwa untuk memaafkan bukanlah semudah teori-teori ataupun khotbah-khotbah. Namun apapun alasan yang boleh kita sampaikan, kisah dari Yusuf ini juga ingin mengingatkan kita bahwa pengampunan bukanlah seperti hukum ataupun aturan yang harus atau tidak, mau atau tidak mau untuk dilakukan, namun mengampuni adalah pola dasar sikap dan tindakan orang yang percaya kepada Tuhan. Sebab kita hidup dalam iman kepada Kristus adalah karena pengampunan dari kasih Allah yang besar. Ragam kondisi situasi kehidupan yang akan kita lalui dalam hidup ini, suka atau tidak suka kita akan diperhadapkan pada situasi untuk mengampuni tanpa memperhitungkan besar kecilnya kesusahan yang ditimbulkan bagi kita. Dalam Matius 1822 Tuhan Yesus mengajarkan bagi kita untuk mengampuni “Tujuh puluh kali tujuh laki”, yang mau dikatakan ingin menghitung-hitung berapa yang telah diampuni dan berapa yang belum diampuni, namun pengampunan itu tidak ada batasnya.. Tidak hanya mengampuni, kita juga harus siap untuk diampuni. Jika kita mu untuk memaafkan maka kita juga harus mau untuk dimaafkan. Kebaikan yang terjadi antara Yusuf dan saudara-saudaranya karena memang terjalinnya sikap Yusuf yang mau memaafkan dan saudara-saudaranya yang mau mengakui kesalahan. Ada saja kelemahan kita dan kelemahan orang lain yang dapat merusak hubungan satu dengan yang lain. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajarkan kita berdoa “Ampunilah kesalahan kami, seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami”. Bagaimana kita mau untuk membuka diri untuk saling mengampuni dan saling mengaku kesalahan. Sehingga jangan kita untuk menahan diri untuk melakukan kebaikan. Ketika kita mau mengampuni dan mau untuk mengaku kesalahan, kita sedang membuang beban dari diri kita. Semakin kita menutup diri untuk mengampuni dan mengakui kesalahan semakin kita menambah beban dalam diri kita. Supaya kita jangan terbelenggu oleh amarah, kebencian, sakit hati, iri hati, rasa bersalah, sebab sikap-sikap seperti ini tidak akan membawa dampak positif apa-apa dalam hidup kita selain menambah beban bagi diri kita. Mari kita saling membuka diri untuk kebaikan bersama. Kita dapat belajar betapa indahnya saling mengampuni, sebab kita sedang hidup dalam rancangan Tuhan yang indah menuju keselamatan dari Tuhan kita Yesus Kristus. Doa Tuhan kuatkan aku agar tetap teguh dalam iman kepadaMu, supaya aku jangan berbuat seturut kehendakku. Mampukan aku memahami kekurangan orang lain dan juga kekurangan diriku. Amin 50 1Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia. 2Dan Yusuf memerintahkan kepada tabib-tabib, yaitu hamba-hambanya, untuk merempah-rempahi mayat ayahnya; maka tabib-tabib itu merempah-rempahi mayat Israel. 3Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh puluh hari lamanya. 4Setelah lewat hari-hari penangisan itu, berkatalah Yusuf kepada seisi istana Firaun ”Jika kiranya aku mendapat kasihmu, katakanlah kepada Firaun, 5Kej. 4729-31 bahwa ayahku telah menyuruh aku bersumpah, katanya Tidak lama lagi aku akan mati; dalam kuburku yang telah kugali di tanah Kanaan, di situlah kaukuburkan aku. Oleh sebab itu, izinkanlah aku pergi ke sana, supaya aku menguburkan ayahku; kemudian aku akan kembali.” 6Lalu berkatalah Firaun ”Pergilah ke sana dan kuburkanlah ayahmu itu, seperti yang telah disuruhnya engkau bersumpah.” 7Lalu berjalanlah Yusuf ke sana untuk menguburkan ayahnya, dan bersama-sama dengan dia berjalanlah semua pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, 8serta seisi rumah Yusuf juga, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya; hanya anak-anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya ditinggalkan mereka di tanah Gosyen. 9Baik kereta maupun orang-orang berkuda turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia, sehingga iring-iringan itu sangat besar. 10Setelah mereka sampai ke Goren-Haatad, yang di seberang sungai Yordan, maka mereka mengadakan di situ ratapan yang sangat sedih dan riuh; dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya itu. 11Ketika penduduk negeri itu, orang-orang Kanaan, melihat perkabungan di Goren-Haatad itu, berkatalah mereka ”Inilah perkabungan orang Mesir yang amat riuh.” Itulah sebabnya tempat itu dinamai Abel-Mizraim, yang letaknya di seberang Yordan. 12Anak-anak Yakub melakukan kepadanya, seperti yang dipesankannya kepada mereka. 13Kis. 716 Anak-anaknya mengangkut dia ke tanah Kanaan, dan mereka menguburkan dia dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik, yaitu ladang yang di sebelah timur Mamre. 14Setelah ayahnya dikuburkan, pulanglah Yusuf ke Mesir, dia dan saudara-saudaranya dan semua orang yang turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia untuk menguburkan ayahnya menghiburkan hati saudara-saudaranya5015-21 15Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka ”Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya.” 16Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf ”Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan 17Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu.” Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. 18Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata ”Kami datang untuk menjadi budakmu.” 19Tetapi Yusuf berkata kepada mereka ”Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? 20Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. 21Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan meninggal5022-26 22Adapun Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun. 23Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. 24Berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya ”Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.” 25Kel. 1319; Yos. 2432; Ibr. 1122 Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya ”Tentu Allah akan memperhatikan kamu; pada waktu itu kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.” 26Kemudian matilah Yusuf, berumur seratus sepuluh tahun. Mayatnya dirempah-rempahi, dan ditaruh dalam peti mati di Mesir. Terjemahan Baru Bible © Indonesian Bible Society 1974, Selebihnya Tentang Alkitab Terjemahan Baru

ilustrasi kejadian 50 15 21